Apa Bedanya Arema FC, Arema Cronus & Arema Indonesia?

Malang memiliki dua tim kebanggaan yang punya nama hampir sama: Arema FC dan Arema Indonesia. Tak sedikit penggemar bola Indonesia yang bingung. Saat artikel ini ditulis klub asal Malang tersebut satu bermain di kasta tertinggi Liga1, satu lainnya sedang berjuang tampil di Liga 3  Zona Jawa Timur untuk kembali ke Liga1, lalu apa perbedaan lainnya?

Arema Indonesia, dahulu bernama Arema Malang, adalah sebuah klub sepak bola yang bermarkas di Malang, Jawa Timur, Indonesia. Arema didirikan pada tanggal 11 Agustus 1987, Arema mempunyai julukan "Singo Edan" . Mereka bermain di Stadion Kanjuruhan dan Stadion Gajayana.

Nama Arema adalah legenda Malang. Adalah Kidung Harsawijaya yang pertama kali mencatat nama tersebut, yaitu kisah tentang Patih Kebo Arema di kala Singosari diperintah Raja Kertanegara. Prestasi Kebo Arema gilang gemilang. Ia mematahkan pemberontakan Kelana Bhayangkara seperti ditulis dalam Kidung Panji Wijayakrama hingga seluruh pemberontak hancur seperti daun dimakan ulat. Demikian pula pemberontakan Cayaraja seperti ditulis kitab Negarakretagama.

Kebo Arema pula yang menjadi penyangga politik ekspansif Kertanegara. Bersama Mahisa Anengah, Kebo Arema menaklukkan Kerajaan Pamalayu yang berpusat di Jambi. Kemudian bisa menguasai Selat Malaka. Sejarah heroik Kebo Arema memang tenggelam. Buku-buku sejarah hanya mencatat Kertanegara sebagai raja terbesar Singosari, yang pusat pemerintahannya dekat Kota Malang.

Pada dekade 1980-an muncul kembali nama Arema. Tidak tahu persis, apakah nama itu menapak tilas dari kebesaran Kebo Arema.

Arema Malang, Nama dahulu yang dulu disegani bersaing mendapatkan gelar dengan klub-klub besar seperti Persib Bandung, Persija Jakarta, Persebaya, PSMS, Persipura dan tim lainnya lahir pada tanggal 11 Agustus 1987, dengan semangat mengembangkan persepak bolaan di Malang. Pada masa itu, tim asal Malang lainnya Persema Malang bagai sebuah magnet bagi arek Malang. Stadion Gajayana –home base klub pemerintah itu– selalu disesaki penonton. Dimana posisi Arema waktu itu? Yang pasti, klub itu belum mengejawantah sebagai sebuah komunitas sepak bola. Ia masih jadi sebuah “utopia”.

Adalah Acub Zaenal mantan Gubernur Irian Jaya ke-3 dan mantan pengurus PSSI periode 80-an yang kali pertama punya andil menelurkan pemikiran membentuk klub Galatama di kota Malang setelah sebelumnya membangun klub Perkesa 78 bersama Dirk “Derek” Sutrisno (Alm), pendiri klub Armada ‘86.
Berkat hubungan baik antara Dirk dengan wartawan olahraga di Malang, khususnya sepakbola, maka SIWO PWI Malang mengadakan seminar sehari untuk melihat "sudah saatnyakah Kota Malang memiliki klub Galatama?" Drs. Heruyogi sebagai Ketua SIWO dan Drs. Bambang Bes (Sekretaris SIWO) menggelar seminar itu di Balai Wartawan Jl. Raya Langsep Kota Malang. Temanya "Klub Galatama dan Kota Malang", dengan nara sumber al; Bp. Acub Zainal (Administratur Galatama), dari Pengda PSSI Jatim, Komda PSSI Kota Malang, Dr. Ubud Salim, MA. Acara itu dibuka Bp Walikota Tom Uripan (Alm).

Hasil atau rekomendasi yang didapatkan dari seminar: Kota Malang dinilai sudah layak memiliki sebuah klub Galatana yang professional. Harus diakui, awal berdirinya Arema tidak lepas dari peran besar Derek dengan Armada 86-nya. Nama Arema awalnya adalah Aremada-gabungan dari Armada dan Arema. Namun nama itu tidak bisa langgeng. Beberapa bulan kemudian diganti menjadi Arema`86. Sayang, upaya Derek untuk mempertahankan klub Galatama Arema`86 banyak mengalami hambatan, bahkan tim yang diharapkan mampu berkiprah di kancah Galatama VIII itu mulai terseok-seok karena dihimpit kesulitan dana.

Dari sinilah, Acub Zaenal lantas mengambil alih dan berusaha menyelamatkan Arema`86 supaya tetap survive. Setelah diambil alih, nama Arema`86 akhirnya diubah menjadi Arema dan ditetapkan pula berdirinya Arema Galatama pada 11 Agustus 1987 sesuai dengan akte notaris Pramu Haryono SH–almarhum–No 58. “Penetapan tanggal 11 Agustus 1987 itu, seperti air mengalir begitu saja, tidak berdasar penetapan (pilihan) secara khusus,”.

Dari pendirian bulan Agustus itulah kemudian simbol Singo (Singa) muncul. "Agustus itu identik dg Zodiac Leo/Singa atau Singo (bahasa jawa)




DUALISME AREMA, SEJARAH vs UANG


Hal ini berawal dari dualisme kompetisi di Indonesia, ISL (Indonesia Super League) dan LPI (Liga Premier Indonesia). Sebagai efek domino, klub-klub pun pecah. dengan plus minus kompetisi yang ada itu, Arema yang sudah dibentuk sejak lama dan banyak tropi Arema 11 Agustus 1987 tersebut memilih bermain di IPL. Dari nama Arema Malang mereka mengubah nama menjadi Arema Indonesia.


Perpecahan yang terjadi ditubuh klub Arema yang berkompetisi di IPL dengan adanya klaim 2 kubu yang menyatakan berhak mengelola Arema, rupanya berbuntut kepada ketidaknyamanan pemain. Noh Alam Shah, striker asal Singapura, sudah menyatakan keluar dari Arema. Santer Noh Alamshah akan bergabung dengan Persib atau juga Persebaya 1927.

Rupanya kepergian Along, panggilan akrab Noh Alamshah, merupakan keran pembuka bagi para pemain lainnya. Tercatat T.A Musafri, M.Ridhuan, Hendro Siswanto, Dendi Santoso, Sunarto, Esteban Guillen dan Kurnia Meiga ikut mundur dari Arema IPL.

Perpecahan kubu Arema sendiri dimulai oleh dua kubu. Ada M.Nur yang disebut – sebut mendapat dukungan dari Arifin Panigoro dan Rendra Kresna yang disebut didukung Bakrie.

M.Nur lebih memilih IPL sedangkan Kresna memilih ISL. Ternyata arema IPL pun kembali pecah dengan adanya 2 kubu yang mengklaim paling sah. PT.Ancora menyebut diri mereka berhak mengelola Arema IPL karena membeli saham dari M.Nur tetapi muncul lagi Peni Suparto, Walikota Malang, yang mengklaim berhak atas Arema IPL dengan Yayasan Arema.


Nah, untuk mengisi slot kosong, ada pihak yang membentuk Arema Cronus (awalnya diberi nama Arema Indonesia tapi mendapatkan protes). Maka, di ISL Malang masih memiliki satu tim.

Arema Cronus inilah yang kini menjelma menjadi Arema FC kemudian. Saat ini, Arema FC dibesut oleh Aji Santoso. yang telah mengundurkan diri pada pertengahan putaran pertama Liga1




Bagaimana dengan Arema Indonesia?
Bersama enam klub lain, Arema Indonesia tak diakui keberadaannya. Kepastian nasib tujuh klub itu kemudian ditentukan pada Kongres PSSI di Bandung pada 8 Januari. Arema Indonesia dikirim ke Liga Nusantara dan sekarang sedang berlaga di Liga3.

Arema Indonesia memutuskan tetap bermain di Liga 3 meski sebelumnya bersikukuh bermain di Liga 2. Tetap bermain di Liga 3 dipilih oleh mereka untuk menjaga eksistensi Arema Indonesia. Hal ini dibenarkan oleh media officer Arema Indonesia, Noor Ramadhan.

Pria yang akrab disapa Nunun ini membeberkan pihaknya sudah mengusahakan agar bisa bermain di level Liga 2 namun gagal karena terbentur regulasi PSSI. Meski demikian, Arema Indonesia bertekad tetap serius menatap liga 3 karena merupakan momen kembalinya tim pasca lima tahun tak boleh bermain akibat dualisme.

Kala itu Persebaya bersama Arema Indonesia dan lima klub lain memutuskan mengikuti kompetisi Breakaway. Dari situlah akhirnya memunculkan penggandaan klub. Persebaya 1927 dan Arema Indonesia tampil di IPL, sementara di kompetisi ISL muncul Persebaya (beda klub) dan Arema Cronous.

Belakangan Persebaya yang ikut dalam kompetisi ISL dan ISC sempat berganti-ganti nama klub. Mulai Persebaya United, Bonek FC, Surabaya United, Bhayangkara Surabaya United. Hingga akhirnya menanggalkan kata “Persebaya” dengan menjadi Bhayangkara United yg saat artikel ini ditulis berlaga di Liga1, Sementara Persebaya 1927 saat artikel ini ditulis sedang berjuang di Liga 2


AWAL MULA BERUBAH-RUBAH NAMA

Arema yang berlaga di Indonesian Super League menerima akuisisi dengan klub Pelita Jaya
Diakuisisinya Arema ISL oleh Bakrie Group ditegaskan langsung oleh CEO Nirwana Pelita Jaya, Iwan Budianto, Kamis (25/10/2012), di Malang, Jawa Timur.

Akuisisi adalah pembelian suatu perusahaan oleh perusahaan lain atau oleh kelompok investor. Akuisisi berasal dari sebuah kata dalam bahasa Inggris acquisition yang berarti pengambilalihan.

Menurut Iwan, proses akuisisi itu dilakukan tidak lain karena kerja sama yang sebelumnya sudah dijalankan oleh manajemen Arema ISL dan Pelita Jaya. "Setelah jalin kerja sama, saatnya melakukan merger," aku Iwan. 

Konsekuensi perubahan nama dari merger antara PT Pelita Jaya Cronus dengan Arema pada 2012 lalu. Atau sebelum kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2012/2013 bergulir. Awalnya, Arema ISL masih malu-malu menggunakan nama belakang Cronus. Tapi, sejak musim 2013/2014, mereka mulai berani menggunakan nama baru Arema Cronus dan pada Liga1 berubah nama menjadi Arema FC

Arema Indonesia Super League resmi beralih pengelolaan. Minggu (28/10). PT Pelita Jaya Cranous resmi mengambil alih tim yang bermain di stadion Kanjuruhan ini. Kepastian itu didapat usai dua perwakilan melakukan penandatanganan kesepakatan yang digelar di hotel Savana, Malang.


Dalam acara yang menentukan masa depan klub Singo Edan itu dihadiri sejumlah pengurus penting. Untuk Arema diwakili presiden klub H. Rendra Kresna dan direktur utama Ruddy Widodo. Sedangkan Pelita Jaya Cronous diwakili vice president PT Pelita Jaya Cronous Helmi Rahman dan CEO PT Nirwana Pelita Jaya Iwan Budianto.

Helmi Rahman usai penandatanganan mengatakan jika keputusannya untuk menjual Pelita dan mengakuisisi Arema ISL sudah dipertimbangkan masak-masak. Dia berniat membuat Arema menjadi tim yang disegani, terutama di level Asia.

Dirut Arema Ruddy Widodo kepada GOAL.com Indonesia mengatakan jika semua ini digunakan untuk melangsungkan kejayaan Arema. Klub yang bermarkas di Kanjuruhan itu sangat tepat dikelola oleh Pelita Jaya Cronous yang juga mengelola tim lain di luar negeri. Sehingga diharapkan ada efek dari pengelolaan, terutama kesempatan adanya pemain Indonesia yang bermain di luar negeri.

Pelita Jaya Cronous sendiri diketahui mengelola sejumlah tim luar negeri, yaitu Brisbane Roar, CS Visse, SAD, dan lain-lain.

Sementara itu, Iwan Budianto mengatakan, pengelolaan Arema ditangan Cranous bukanlah proses jual beli yang ada uangnya. Namun, mekanismenya adalah Cranous menyuntikkan sejumlah dana untuk mengelola Arema plus perubahan struktur di dalamnya

"Ini bukan seperti jual beli, sehingga tidak ada orang atau badan usaha yang menerima uang. Kita memiliki saham mayoritas Arema dan akan menyuntikkan sejumlah dana untuk tim ini ke depan," ungkap mantan manajer Persik Kediri itu.

Keadaan ini membuat seluruh kebijakan ada ada di tangan Cronous, termasuk penentuan susunan pengurusnya. Menurut Iwan, susunan pengurus baru Arema ISL akan diisi oleh presiden kehormatan, presiden direktur, vice president, general manager, general football dan general marketing

Jual beli tim sepak bola Indonesia adalah hal yang biasa terjadi. Bahkan, ada klub baru yang bisa saja berada di kasta tertinggi liga Indonesia jika membeli saham klub divisi teratas. Akan tetapi, sebagai konsekuensinya mereka tidak bisa ikut lisensi dari AFC.

Sebelumnya, pekan lalu PSSI sebagai Licencor dan Club Licensing Department telah mengundang 18 klub peserta Liga 1 sebagai kandidat untuk mengikuti proses lisensi yang setelah dua tahun terakhir tidak dilakukan dan akhirnya pada tahun ini diberlakukan kembali.  Proses lisensi ini merupakan salah satu hal yang merupakan permintaan oleh AFC kepada seluruh member asosiasi yang termasuk di dalamnya, Indonesia. Nantinya, hasil dari proses lisensi ini adalah terbitnya surat kelayakan sebagai persyaratan untuk ikut berkompetisi di AFC.

Namun, ada pengecualian bagi empat klub yang baru berganti nama. Madura United, Bhayangkara FC, PS TNI, dan Arema FC harus menerima konsekuensi terkait lisensi dari AFC ini karena belum berusia genap dua tahun.

Meski begitu, pihak  Licensing Department telah mengajukan permintaan agar klub-klub tersebut bisa mengikuti proses verifikasi dan mendapat lisensi dari AFC. Permasalahan itu sudah kami sampaikan pada pihak klub, satu hari setelah rapat kami sudah membuat laporan keringanan kepada AFC dan kami masih menunggu surat balasan dari AFC dan jika nanti surat tersebut sudah ada, kami akan kirimkan kepada empat klub tersebut, semoga minggu depan hasilnya sudah bisa kami sampaikan," tutup Tigor.

Sebagai informasi, keempat nama tim itu adalah nama baru di kancah persepakbolaan Indonesia. Madura United membeli saham Persipasi Bandung Raya (PBR), PS TNI mengakuisisi saham Persiram Raja Ampat, Arema FC mengganti nama dari Arema Cronus, sementara itu Bhayangkara FC tak jelas asal usulnya. (sumber )





Perubahan PT Arema Cronus

Pada kompetisi musim 2012/2013, Arema Indonesia, yang berkompetisi di Indonesia Super League (ISL), sudah resmi dibeli Grup Bakrie. Klub kesayangan Aremania itu sekaligus merger dengan Pelita Jaya, yang juga dimiliki Grup Bakrie.

Diakuisisinya Arema ISL oleh Bakrie ditegaskan langsung oleh CEO Nirwana Pelita Jaya, Iwan Budianto, Kamis (25/10/2012), di Malang, Jawa Timur. (sumber)


Lantas, sampai kapan Bakrie Group bertahan di Arema? CEO Arema ISL Iwan Budianto mengklaim Bakrie Grup bakal berada di Stadion Kanjuruhan selama mungkin. Dia mengatakan pembelian saham Arema merupakan proyek jangka panjang dan sudah melalui pengkajian yang cukup matang.   Melihat prospek ke depannya, Iwan optimistis Bakrie Group tidak hanya beberapa musim saja bertahan di Malang tapi untuk seterusnya.

''Kalau bisa selamanya. Kami rela melepas Pelita Jaya karena melihat ada potensi yang begitu besar untuk memajukan Arema. Saya sangat yakin klub ini bakal semakin maju dengan pengelolaan dan pendanaan yang sehat, terutama dengan dukungan Aremania yang begitu besar,” terang Iwan Budianto, dihubungi Selasa (6/11). (sumber)



Ini perubahan paling elementer yang terjadi di klub berjuluk Singo Edan. Berlarutnya sengketa klub Arema Indonesia, akhirnya membuat Arema Cronus menempuh langkah praktis, yakni membuat PT baru. Walau perubahan ini tidak kasat mata alias tak begitu terasa dibanding logo dan nama, tetapi jelas memiliki makna besar pada sejarah pendirian Arema Cronus.


Perubahan ini masih menyisakan tanya, bagaimana nasib sengketa PT Arema Indonesia? Bagaimana nasib rekonsiliasi? Apakah Arema tak perlu lagi pusing dengan PT Arema Indonesia karena sudah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) sendiri? Atau, melunakkah Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) dan Menpora yang selama ini menyoroti legalitas Arema Cronus?

Lepas dari pro kontra merger saat itu, Arema menjelma sebagai klub kaya raya, merekrut pelatih sekelas Rahmad Darmawan dan jajarannya, serta mendatangkan pemain-pemain nomor wahid Indonesia seperti Alberto Goncalves, Cristian Gonzales, Victor Igbonefo, Kayamba Gumbs hingga Greg Nwokolo.Image tim kaya akhirnya memang disandang oleh Arema, tetapi lambat laun image tersebut justru menjadi boomerang bagi sebagain para pendukung loyal Arema Malang yang merasa tim yang mereka dukung bukan berasal dari sejarah berdirinya Arema Malang, melainkan tim baru bentukan Bakrie Group.

Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) secara resmi telah menyetujui perubahan nama lima klub. Mereka adalah Madura United, Arema FC, Bhayangkara FC, Bali United, dan PS TNI.

Selama ini, kelima nama klub tersebut memang mengalami akuisisi. Memang hal yang dianggap sah, tetapi perubahan nama tersebut baru diresmikan di Kongres PSSI, Minggu (8/1).

Nantinya perubahan nama itu bakal didaftarkan secara resmi ke AFC serta FIFA. Tentu juga nama baru tersebut resmi akan digunakan pada Indonesia Super League (ISL) 2017.yang kini berubah nama menjadi Liga 1

  • Persiram Raja Ampat menjadi PS TNI
  • Surabaya United menjadi Bhayangkara FC
  • Pelita Bandung Raya menjadi Madura United
  • Persisam Samarinda menjadi Bali United
  • Arema Cronus menjadi Arema FC
Kelima klub diatas kemudian mendadak menjadi tim  kaya karena berhasil mendatangkan para pemain bintang


Arema Indonesia Bermain Di Liga3

Klub yang didirikan almarhum Lucky Acub Zainal itu pun punya alasan kuat untuk tetap kukuh pada pendiriannya untuk berada di kasta kedua Liga2 Indonesia seperti halnya Persebaya Surabaya. Seperti diketahui, sebanyak tujuh klub kembali dipulihkan status keanggotaan mereka di PSSI.

Tidak seperti Persebaya yang akan berlaga di Divisi Utama, enam klub yaitu Arema Indonesia, Persema Malang, Persibo Bojonegoro, Lampung FC, Persipasi Bekasi, dan Persewangi Banyuwangi akan berada di Liga Nusantara, atau tiga tingkat di bawah Indonesia Super League (ISL). Keputusan ini kemudian mendapat tentangan dari kubu Arema Indonesia.

"Karena kami bukan klub yang jatuh dari langit. Jadi, keputusan menempatkan kami di Liga Nusantara tidak tepat. Klub ini punya catatan sejarah juga. Kami pernah Juara ISL tahun 2009/10, dan juga pernah bermain di Asia (Piala AFC) tahun 2012 lalu," imbuh Haris Fambudy, Direktur Operasional Arema Indonesia tersebut.

Lebih lanjut, Arema Indonesia sendiri mengklaim sebenarnya sudah mengalah dengan turun satu kasta di level kompetisi, sebelum terjadi unifikasi liga pada 2013 silam.

"Kalau mau jujur, seharusnya kami berada di (Indonesia) Super League, karena terakhir kami berada di kompetisi profesional. Kami berupaya menjaga suasana tetap kondusif dengan mau mengalah turun satu level ke Divisi Utama, tapi malah ada di Linus," lanjut Haris.

Hal yang sama juga diutarakan Novi Zainal, istri dari sang pendiri klub Arema. Menurutnya, Arema Indonesia seharusnya berhak bermain di level kompetisi tertinggi lantaran bukan berstatus klub terhukum.

"Kami kembali diakui PSSI bukan karena dihukum atau terhukum. Lagipula, ketika ada unifikasi liga, kami juga tidak dilibatkan. Kami juga tidak tahu alasannya kenapa," pungkas Novi

Persema Malang, Persibo Bojonegoro dan Arema Indonesia, merasakan manis sekaligus getir atas keputusan Kongres PSSI. Ketiganya diputuskan bakal bermain di Liga Nusantara atau kompetisi Liga3 Indonesia musim 2017

Meski bermain di kasta terendah, dalam setiap pertandingan mereka selalu didampingi kurang lebih 2.000 ribu pendukung sejatinya hingga mereka kembali ke kasta tertinggi sepakbola Indonesia



Tabel Perbandingan Sederhana Arema FC dan Arema Indonesia
saat artikel ini ditulis:


Klub
Arema FC
Arema Indonesia / Arema Malang
Manajer
Ruddy Widodo
Haris Fambudy
Pelatih
Aji Santoso  Joko Susilo
Abdul Rahman Gurning, Totok Anjik

PT
PT. Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia
PT. Arema Indonesia
Kompetisi
ISL, Liga1
IPL, Liga3
Prestasi 
Juara Pra-Musim Piala Bhayangkara, juara Inter Island Cup, Juara Piala Presiden 2017
Juara kompetisi resmi Galatama XII 1992/1993, juara Divisi Satu Liga Indonesia 2004, juara Piala Indonesia 2005, juara Piala Indonesia 2006, juara ISL 2009/2010
'

Apa akar permasalahan yg membuat Arema terpecah dan mengalami dualisme seperti saat ini?
Tidak ada yang bisa menjawab secara pasti. Bagaikan benang kusut. Dualisme ini sudah terjadi selama bertahun - tahun. Cerita yang sesungguhnya seperti apa tidak ada yang bisa memastikan.

Berdasarkan ingatan saya, berita yang saya baca di media massa, beberapa komentar dari nawak Aremania, bisa dikatakan bahwa, saat ini Arema terpecah menjadi 3 :
  • Arema Indonesia (saham 93% - Yayasan dengan ketua pak Darjoto) PT. Arema Indonesia
  • Arema Indonesia (saham 7% - Novi Winarso) PT. Arema Nusantara Persada
  • Arema Cronous (saham 0%) PT. Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia

Tetapi ada juga yang berkata bahwa Arema Cronus ini berada di bawah yayasan dan ditunjuk sebagai pengelola. Ada juga yang berkata saham 93% dari yayasan sudah dibeli oleh Arema Cronus. Bahkan saat itu beritanya pak darjoto sudah turun gunung dan melakukan klarifikasi di radio senaputra bahwa benar adanya saham mayoritas telah dibeli oleh Arema Cronus.  

Mana yang benar?? Tidak ada yang  benar-benar bisa memastikan...
Tentunya harus dibawa ke ranah Hukum agar lebih jelas siapa yang benar dengan membawa segenap bukti

Cara Arema FC Rayakan HUT ke-30


Ada dua piala, tetap dan bergilir, yang dibawa rombongan tim dan ofisial Arema FC ketika tiba di Bandara Abdulrachman Saleh. Diikuti Aremania, rombongan kemudian bertolak menuju Pendopo Kabupaten Malang.

Dalam acara arak-arakan dan konvoi itu, ribuan Aremania tampak bersuka cita. Sesampainya di tujuan, piala secara langsung diberikan Pelatih Arema FC Aji Santoso kepada Presiden Kehormatan Arema FC Rendra Kresna.

Rendra turut menyebut bahwa kekompakan tim, dengan arahan para pelatih andal, mampu mengantarkan Arema juara. Bupati Malang itu pun menjanjikan bonus atas pencapaian kali ini.

"Sepakbola bukan horor atau teror. Tetapi sepakbola adalah olahraga yang bisa membawa prestasi. Karena juara, akan ada bonus dari presiden klub," sebutnya.

Usai dari Pendopo Kabupaten Malang, rombongan tim Arema akan menuju Balai Kota Malang lalu setelah itu ke Mess Arema di Jalan Raya Langsep, Kota Malang.

Rute konvoi ini disebut manajemen Arema FC sebagai bentuk napak tilas bagaimana mengenang perjuangan Arema hingga mendapatkan gelar juara.

Cara Arema Indonesia Rayakan HUT ke-30
Momen ulang tahun ke-30 ternyata tidak hanya dirayakan oleh Arema FC, tetapi juga tim Liga 3, Arema Indonesia. Saat ulang tahun pada 11 Agustus kemarin, manajemen Arema Indonesia tidak menggelar acara besar. Mereka memilih untuk berziarah ke makan pendiri Arema Lucky Zaenal di TPU Kasin, Kota Malang.

Namun, manajemen tim Singo Edan itu berziarah tidak dengan personel lengkap karena yang terlihat hanya Direktur Operasional Haris Fambudi, Ketua Panpel Junus Lakburlawal, Direktur Legal Erpin Yuliono dan dua orang lainnya.

Dalam momen ulang tahun ke-30, manajemen Arema Indonesia tidak menggelar acara besar. Namun mereka tetap membawa misi penting dengan menegaskan tidak ada dualisme di tubuh Arema. Hal ini lantaran Arema Indonesia masih ada di bawah naungan PT Arema Indonesia walau dalam kompetisi Liga 1 juga ada Arema FC.

Beberapa spanduk di jalanan Malang Raya menuliskan jika suporter tidak ingin ada dua Arema lagi. Momen ulang tahun ini diharapkan jadi yang terakhir dirayakan oleh dua kubu yang berbeda. "Kami tetap berjuang untuk eksis dengan Arema Indonesia. Tidak akan ada perubahan nama atau PT," ia melanjutkan.

Manajemen Arema Indonesia sempat berjuang pada awal musim ini untuk bisa terjun di kancah Liga 2. Namun PSSI sudah mengetuk palu untuk menempatkan Singo Edan ke Liga 3. "Selanjutnya kami akan berjuang lagi," sambungnya.

Tim Arema Indonesia sendiri mulai dapat dukungan dari sebagian Aremania untuk mengembalikan tim mereka ke kasta liga tertinggi di Indonesia agar kembali meraih gelar dan mendapat sponsor lebih banyak lagi. Meski jumlah suporter yang datang tidak sebanyak laga Arema FC, baik laga kandang maupun tandang ada seribu hingga dua ribu Aremania yang hadir di stadion.




Logo Klub Arema Indonesia

Arema Malang inilah yang memiliki banyak gelar Juara dari kompetisi resmi karena banyak tim-tim besar yang bersaing untuk mendapatkan gelar juara pada masanya, Materi pemain yang digunakan Arema Indonesia untuk mengarungi kompetisi Liga3 90 persen diisi pemain lokal asli Malang.



Jersey  Home & Away Arema Indonesia Liga3 2017






Logo Klub Arema FC



Materi pemain yang digunakan Arema untuk mengarungi kompetisi Liga1 bercampur antara lokal dan asing

Jersey  Home & Away Arema FC Liga1 2017

Perjalanan Arema di ISL

Kompetisi Liga Super Indonesia ke-1 2008-2009 Arema berada di urutan ke-10. Dua bulan Setelah kompetisi usai tepatnya 3 Agustus 2009 di Hotel Santika Malang pemilik klub Arema, PT Bentoel Investama, Tbk melepas Arema ke kumpulan orang-orang peduli terhadap Arema (konsorsium).[4] Pelepasan Arema ini adalah dampak dari penjualan saham mayoritas PT Bentoel Investama, Tbk. ke British American Tobacco. Sebelumnya ada wacana untuk menggabungkan Arema dengan Persema Malang menjadi satu, namun ditolak oleh Aremania. Arema pada musim kompetisi 2009-10 yang ditukangi oleh Robert Rene Alberts meraih gelar Juara Liga Super Indonesia dan Runner-up Piala Indonesia.

Pemilik

Badan Hukum yang digunakan oleh Arema Cronus pada PSSI adalah PT. Arema Indonesia. Berdasarkan pengesahan resmi SK Menkumham No. AHU-AH.01.06-317 pada tanggal 9 Mei 2012 atas akta Nurul Rahadianti, PEMEGANG SAHAM terbesar PT. AREMA INDONESIA adalah YAYASAN AREMA sebesar 13 lembar saham (93%) dan Lucky Andriandana Zainal yaitu 1 lembar saham (7%). Direktur Utama PT. Arema Indonesia adalah Iwan Budianto dan General Manager adalah Ruddy Widodo.

Dalam SK Menkumham tersebut disebutkan, bahwa pengurus Yayasan Arema Indonesia adalah:
  • Pembina Yayasan: Darjoto Setyawan
  • Ketua Yayasan: Muhammad Nur
  • Bendahara: Rendra Kresna
  • Sekretaris: Mujiono Mujito
  • Pengawas Yayasan: Bambang winarno.

Pengelola
  • Lucky Acub Zaenal (1987-2003)
  • Ir. Lucky Acub Zaenal/H.M Mislan (1995-1996)
  • PT Bentoel Investama Indonesia, Tbk (2003-2009)
  • Konsorsium (2009-2011)
  • IPL: Grup Ancora (2011-2013)
  • ISL: PT Arema Indonesia (2011-2015)
  • PT. AABBI (Pengelola dalam turnamen-turnamen sejak 2015-Sekarang)

Entah sampai kapan dualisme kepemilikian klub Arema ini terjadi, dan bagaimana sikap para pendukung masing-masing klub jika suatu saat Arema Indonesia dan Arema FC berada dikompetisi Liga1 secara bersamaan,,,,

karena masing-masing pihak/kubu dan sebagian supporter saling mengklaim klub Arema yang mereka dukung, selalu loyal & setia mereka dampingi dipertandingan Kandang maupun tandang adalah Arema yang asli... '

Entah juga karena sebagian malu atau gengsi Arema Malang bermain di Liga 3, sehingga mereka lebih mendukung Arema FC yang bermain di kasta tertinggi Liga Indonesia..
Padahal klub besar lainnya seperti PSIS, Persik Kediri, Persebaya Surabaya, PSS Sleman, PSIM Yogyakarta, PSMS Medan, Persita Tangerang, Persis Solo tak malu,  tidak meninggalkan timnya berjuang sendiri dan tetap setia ditemani oleh para supporternya meski tim kesayangan mereka sedang berjuang hingga kelak naik kasta

Hal Inilah yg ditenggarai salah satu faktor laga kandang AREMA sepi penonton,.
karena sebagian supporter yang senior dan mengerti sejarah berdiri klub Arema sebenarnya lebih memilih "menggantung syal" atau memboikot tak hadir di stadion agar pihak yg bertikai dan saling mengklaim sadar...
hingga hanya ada satu Arema Malang..

Pertanyaan-pertanyaan yang hanya bisa dijawab & diselesaikan sendiri oleh oleh para pendukung loyalnya Karena harga diri sejarah dan kebanggaan klub..
Previous
Next Post »